Selasa, 26 November 2013

Bagaimana Hacker Palestina Rusak Homepage Google?

56google-palestine-hacked_0.jpgGoogle Palestina Tidak Dihack: Bagaimana Hacker Palestina Rusak Homepage Google? Bagi kebanyakan pengguna di wilayah Palestina, situs google.ps tampaknya telah disusupi dan dirusak oleh hacker Selasa pagi waktu setempat. Para hacker rupanya keberatan dengan Google Maps yang memberi label pada perbatasan Israel dan Palestina dan menyatakan bahwa jika diubah, itu akan menyebabkan revolusi. Para hacker mengarahkan pengguna untuk "bersantai" dan mendengarkan suara Rihanna. Untungnya bagi pengguna Google, Google Palestina sendiri tidak dihack dan tidak ada data pengguna dirugikan. Sebaliknya, hacker hanya menyusupi sebuah server DNS lokal Palestina  dan membuat redirect (pengalihan tautan) ke situs baru. Situs google.ps rusak yang pengguna lihat adalah tidak benar-benar halaman pencarian Google Palestina. Serangan serupa telah terjadi sebelumnya untuk halaman pencarian Google di Kenya, Rumania, Maroko dan Uganda. Sebelumnya, Google telah beralih namanya dari "Google: Palestinian Territories" menjadi "Google: Palestine" sejak tanggal 1 Mei 2013. Perubahan kecil yang dilakukan Google tersebut bermakna simbolis yang besar bagi orang-orang di daerah tersebut dan menimbulkan banyak reaksi keras dari orang-orang Israel dan Palestina. Pihak Google mengatakan kepada The Washington Post bahwa mereka sedang melakukan kontak dengan pihak register domain setempat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pada saat tulisan ini dibuat, masalah redirect (pengalihan tautan) tampaknya telah diperbaiki. - See more at: http://www.sultrakini.com/berita-537-bagaimana-hacker-palestina-rusak-homepage-google.html#sthash.0cjPKXIW.dpuf

Hacker Palestina Posting Tentang Bug pada Facebook Mark Zuckerberg

Hacker Palestina Posting Tentang Bug pada Facebook Mark Zuckerberg

Seorang pakar IT Palestina mengaku telah menemukan kerentanan pada Facebook, dia mempostingnya pada halaman Facebook Mark Zuckerberg setelah diabaikan oleh tim keamanan jaringan sosial, seperti yang ditulis RT melalui CNET (18/08/2013). Kerentanan ini memungkinkan siapa pun dapat memposting apapun ke halaman orang lain, terlepas dari apakah mereka adalah teman Facebook orang itu, tulis Khalil Shreateh dalam sebuah postingan blog sabtu lalu.
Meskipun demonstrasi dari bug tersebut dilakukan pada halaman Facebook Sarah Goodwin, sahabat Zuckerberg, Shreateh diberitahu oleh seorang developer keamanan Facebook dalam sebuah catatan singkat “Maaf ini bukan bug.”
Akhirnya Shreateh memutuskan untuk berbagi pengalamannya dengan Zuckerberg dengan memposting sebuah catatan kepada halaman founder Facebook tersebut. Pada halamannya, Sheateh meminta maaf untuk postingannya namun dia juga mengatakan bahwa dia “Tidak punya pilihan lain.”
“Beberapa hari yang lalu saya menemukan ekploitasi yang serius yang memungkinkan pengguna untuk mengirimkan ke timeline pengguna Facebook lain sementara mereka tidak berada dalam friend list,” tulis Shreateh pada postingan di timeline Zuckerberg. “Saya menghargai waktu Anda membaca ini dan minta seseorang dari tim di perusahaan untuk menghubungi saya.”
Dalam beberapa menit, Shreateh dihubungi oleh seorang keamanan Facebook untuk medapatkan detil dari eksploitasi tersebut. Shreateh juga mendapati bahwa akun Facebooknya langsung dinonaktifkan. Seorang keamanan Facebook mengatakan pada Shreateh bahwa akunnya dinonaktifkan sebagai tindakan pencegahan.
“Ketika kami menemukan aktifitasmu, kami tidak sepenuhnya tahu apa yang terjadi,” seorangdeveloper yang mengidentifikasikan dirinya sebagai “Joshua” mengatakan pada Shreateh. “Sayangnya laporan Anda ke sistem Whitehat kami tidak memiliki informasi yang cukup teknis bagi kami untuk melakukan tindakan. Kami tidak dapat melakukan respon atas laporan yang tidak memiliki detil yang cukup pada sebuah masalah untuk diproses lebih lanjut.”
Joshua juga menginformasikan bahwa dia tidak akan menerima hadiah bug untuk pelaporan tersebut karena ia melanggar ketentuan layanan situs. “Kami berharap, bagaimanapun, Anda akan terus bekerja dengan kami untuk menemukan kerentanan dalam situs ini,” tulisnya.
Dalam postingan di sebuah kantor berita Hacker, seorang developer keamanan Facebook merespon pada sabtu lalu bahwa Shreateh seharusnya bertanya lebih detil mengenai masalah tersebut pada laporan awalnya. Seiring dengan penawaran mengenai laporan tentang bug yang tidak memadai, dengan postinganya pada timeline Zuckerberg yang merupakan pelanggaran kebijakan jaringan sosial, tulis developer keamanan itu.
“Pengeksploitasian bug untuk mempengaruhi pengguna sebenarnya bukanlah perilaku yang dapat diterima oleh Whitehat,” tulis developer, tambah Shreateh manambahkan bahwa mereka dapat membuat akun tes untuk membantu penelitian mereka. (CC/AS)

Dukung Perjuangan Palestina, 570 Situs Israel Diacak-acak Hacker


Kelompok Hacker, Anonymous, dan Hacker Muslim Liberation Army (MLA) bersatu meluncurkan serangan terhadap sejumlah website yang dimiliki oleh pemerintah Israel sebagai dukungan untuk rakyat Gaza di Palestina. 

Mereka menyerang dan merusak sekitar 570 situs milik pemerintah Zionis Israel sebagai reaksi terhadap operasi militer besar-besaran zionis Israel di jalur Gaza. Sementara theNextWeb.com merilis, ada lebih dari 650 situs Israel telah diacak-acak Hacker 'Anonymous'.


"Hack telah dilakukan dalam protes terhadap serangan-serangan Gaza oleh Israel. Mereka membunuh anak-anak dan para wanita tak bersalah," kata hacker dari MLA mengatakan kepada Eduard Kovac, Security News Editor di News Softpedia.


Kelompok hacker internasional Anonymous telah lebih awal melakukan operasi besar terhadap situs Israel yang didukung oleh para aktivis hack di seluruh dunia. Dalam akun Twitter milik Anonymous, @ YourAnonNews, mendesak pengikutnya untuk membantu merusak lebih dari 40 situs pemerintah dan militer Israel.


Anonymous mengumumkan rencananya untuk merusak website dari Departemen Pertahanan Israel dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, selain itu juga situs keamanan dan keuangan, Post Global melaporkan, sebagaimana dilansir alarabiya.net, Jumat 16 November.


Namun peretas MLA mengatakan bahwa meskipun tujuan operasi mereka sama, tetapi ia tidak bekerja bersama dengan Anonymous. Tetapi, operasi ini atas nama para hacker Muslim dan Pakistan. 


Kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia menolak untuk mengaktifkan kembali sejumlah situs Israel karena mereka telah merenggut nyawa tak berdosa.


Pada saat yang sama, para aktivis hack juga sibuk melancarkan serangan DDOS terhadap situs-situs pemerintah Israel, termasuk milik kepresidenan Israel, perdana menteri dan departemen-departemen lainnya.
 
Hackipedia © 2011 Templates | uzanc